Minggu, 22 Januari 2012

Mampu Karenamu


Karya : Vhenna
*Cerita Ini hanya Fiktif*


Saat ini….
Rafael enggan menutup matanya. Dia yakin jika ia menutup matanya, kelak ia tak lagi ada di tempat yang sama. Mungkin ia akan berada di sebuah ruang entah di mana. Membawanya dalam kesepian, dan membuatnya merindukan dekap sayang adik yang baru dia temukan, setelah lama terpisah.
Rika… ia,itulah adiknya. Mereka terpisahkan karna orang tua mereka yang bercerai, tanpa Rika tau sama sekali. Karna saat itu, umur Rika, baru menginjak 1 tahun. Rafael janji akan selalu menjaganya, namun ia sadar, tak mungkin ia lakukan ini untuk sekarang. setidaknya, saat ini, ia ingin melihat senyum adiknya untuk terakhir kali.
“Kakak..” Rika menghapiri kakaknya dan menangis terisak penuh harapan.
“Hallo sayang,” Rafael tersenyum. Dengan air mata di pipinya, darah yang terus keluar dari tubuhnya, dan takut di hatinya, takut jika kelak, ia tak lagi bisa menemani adik kesayangannya itu. “kakak gak kuat lagi sayang..” sambungnya.
“kakak gak boleh ngomong kayak gitu, ingat.. kakak janji sama aku, kakak mau jagain aku. Jadi kakak harus penuhi.” Rika terisak.
“Justru itu yang kakak mau bilang ke kamu, kakak minta maaf gak bisa penuhi janji kakak, kakak harus pergi di saat yang gak tepat, di saat Bisma pergi, dan di saat kamu butuh kakak sebagai curhatan kamu. maafin kakak sayang, sekarang kakak cuman bisa minta 1 permintaan terakhir sama bidadari cantik kakak ini, boleh?” Rafael lagi-lagi tersenyum. Bicaranya mendesah. Suaranya yang indah tak lagi nyata terdengar.
“kakak minta apapun pasti aku kasih, asal kakak harus bertahan.” Rika masih terisak.
“ini takdir sayang, maafin kakak. Sekarang kakak minta kamu tersenyum, senyum tulus dari bibirmu. Please” Rafael bicara hampir tak terdengar.

Rika menurutinya, ia tersenyum, walau matanya menangis dan hatinya memberontak. Tapi seketika ia sadar. Tangan kakaknya yang ia genggam kini tak lagi ikut menggenggamnya, nadinya tak lagi berdenyut, jantungnya tak lagi berdetak. Ia ingin sekali mengamuk, mengamuk pada ambulance yang terlambat datang, mengamuk pada gank motor yang membuat kakaknya terbujur lemas tak berdaya.
******
“Semuanya BERENGSEK..!!!” Rika berteriak penuh amarah di depan danau kecil, tubuhnya yang mungil ia jatuhkan di tanah kotor yang basah karna hujan tak juga mereda. Mata dan hatinya menangis, belum lagi langit yang juga ikut menangis meratapinya.
“Maafin aku, aku gak bisa cegah kakak ku, maaf rika, jika kamu marah, aku siap” Ilham berdiri di sampingnya, ia menatap ke bawah. Tepat di mana Rika duduk tanpa alas.

Rika tak perduli, ia tetap menangis, hingga akhirnya memutuskan untuk pergi meninggalkan ilham.
Rika memang sakit, dia harus sabar menerima bahwa kekasih yang dicintainya, harus sekolah di Singapura, orang tuanya bercerai, kini Rika mengalami keluarga yang hancur untuk ke dua kalinya. Hanya Rafael lah, kakaknya yang bisa menjadi tempat sandaran. Tapi kini dia pergi, pergi dengan mengenaskan karna gank motor. Betapa sepinya hidup Rika sekarang.
*******
1 tahun kemudian…
Ilham tetap berusaha meminta maaf kepada Rika, ia tahu betul kehidupan Rika yang kesepian sekarang, walau Rika adalah anggota dari gank popular di sekolahnya,anak yang ramah dan lucu. Tapi sejak kejadian itu, temannya kini kehilangan senyuman indah dari bibirnya 1 tahun ini. Rindu akan canda Rika yang membuat mereka tawa terbahak. “Rika.. semua merindukanmu..” mungkin itu teriakan hati teman-temannya, termasuk Ilham, adik dari ketua gang motor yang membunuh kakak Rika. Namun Rika tak jua memaafkannya.
Pulang sekolah ini, Rika memutuskan untuk pergi ke taman biasa, berharap ia menemukan sosok kakaknya kembali dalam kenangan disana. Dia duduk di kursi dengan mata berkaca-kaca.
“mau nangis lagi? Ini.. buat hapus.” Seorang laki-laki memberikan sapu tangan kepadanya.
“Ilham..? ngapain kamu di sini? Minta maaf lagi? Hampir seribu maaf yang ku dengar tiap kita ketemu” Jawab rika ketus, tanpa menerima sapu tangan Ilham.
“Ini..” Ilham menaruh sapu tangan di tangan Rika. “aku kali ini gak mau minta maaf, tapi aku cuman mau minta.. jangan nangis lagi, dan jangan musuhin lagi. aku gak kuat” sambungnya.
“kenapa? Gak kuat? Apa maksudnya?”
“Gak kuat kalau kamu nangis kayak gini. Aku ingat, saat kamu pertama kali kehilangan kak Rafa, kamu masuk sekolah, semua mata tertuju sama kamu”
“Oh, ya?” kali ini Rika lebih cuek.
 “ya.. mungkin mereka heran, kamu yang biasanya ceria dengan keadaan sesulit apapun, tetap tersenyum, walau kamu di timpa 2 masalah sekaligus. Masalah keluarga, dan pacar..”
“Selama ini kak Rafa dan Bisma yang mengajariku, tapi sekarang siapa? Sudah 3 bulan bisma hilang tanpa kabar, aku takut dia ninggalin aku untuk wanita disana.” Sejenak mereka terdiam. Rika teringat akan kehangatan dan kebahagiaannya 2 tahun lalu, namun ilham, seperti merasa bersalah, karna tanpa sadar membicarakan hal yang membuat Rika sedih. “Maaf, aku jadi curhat gini sama kamu, aku terbawa” Rika tertunduk.
“Gak pa-pa kok..”
“Aku mau kok berteman sama kamu lagi, aku ingat kata kak Rafa ‘ini semua takdir’ maaf aku baru bilang terima maaf ini sekarang” Rika tersenyum.

Ilham membalas senyuman gadis itu “makasih..”
*****
Rabu pagi pukul 07 pagi. Rika mendengarkan lagu kesayangannya menggunakan headset di meja tempat ia menerima ilmu. ‘kalaulah Bisma ada di sini, mungkin aku gak sesedih ini, dia pasti bisa menyemangatiku untuk hari-hariku, aku ingat di sebuah film dulu, pemainnya pernah berkata “Hidup ini gak adil” lantas ia menembak dirinya sendiri dengan pistol. Kalau lah aku tak ingat agamaku melarangku bunuh diri, aku pasti telah melakukannya dari dulu, walaupun putus asa yang ku lakukan ini juga berdosa’ batinnya tak henti.
Namun seseorang membuka headset kanannya dan duduk di tepat di sebelah gadis mungil ini.
“Princes ku dan Bidadari kak Rafa sahabatku itu, gak boleh larut dalam kesedihan..”  Bisma, lelaki yang di nantinya selama 1 tahun ini, berada di hadapannya.
“Bisma….” Rika memeluk erat kekasihnya itu, berharap tak ada lagi perpisahan antara mereka.
“ternyata amanahku gak kamu jalanin, kemana senyuman kamu itu? Habiskah di telan keputus asaan?” Bisma mengangkat dagu Rika dan menatapnya dalam.
“Aku berputus asa, karna kamu. karna hubungan kita sayang, kamu gak pernah tau gimana perasaan aku”
“yah.. wanita memang sensitive, ia lebih sering menangis untuk menyelasaikan masalah, tapi ia tak sadar, bahwa butir mutiaranya itu telah terbuang sia-sia untuk hal yang tak mungkin kembali. tak ada gunanya, untuk orang yang mengharapkan kebahagiaannya di alam yang berbeda di sana”
“Tolong jangan bicarakan kak Rafa untuk kali ini”
“ia.. aku lakukan itu untuk sekarang.”
*****
@pulang  sekolah
Mereka merenung kembali di taman, kursi di bawah pohon yang biasa di gunakan Rika untk menyendiri. Mengingat kejadian indah yang terjadi antara mereka bertiga, yah.. rafa menjadi orang ketiga mereka.
Bisma adalah sahabat Rafa, sahabat terdekat. Di mana ada Bisma, pasti ada Rafa. Bahkan di saat Rafa dan Rika belum mengetahui jika mereka adalah adik-kakak yang terpisah.
“Sekarang kamu percaya dengan takdir?” Bisma memecah keheningan.
“maksudnya?”
“kamu percaya tentang garis hidup seseorang?”
“Mungkin”
“Mungkin? Hallo Princess,, kamu sedang mengalaminya sekarang.! Kamu gak akan selamanya di atas, ada saatnya kamu ada di bawah, di jurang kehancuran, setelah sekian lama kamu hidup di istana kebahagiaan”
“sebegitu egois kah aku, hingga aku terlalu menyalahkan Tuhan atas masalahku sela ini? Padahal ini telah menjadi garis hidupku?”
“iya mungkin, tapi ini harus kamu lalui sayang… Tuhan sayang padamu”
“Lebih dari kau menyayangiku.”
“Entahlah..” Bisma tersenyum,
Rika membalas senyumnya. “aku bahagia hari ini.”
“aku juga”
****
Perkiraan Rika benar, jika ada Bisma, ia pasti mempunyai semangat hidup, sekarang ia lebih bahagia. ‘Thanks For God, kau telah memberikan Bisma untukku.’ Batinnya bersyukur tak henti. Rika kini kembali, senyum ramah ini muncul lagi di bibir merahnya. Masalah gank motor itu? Biarlah menjadi tanggung jawabnya pada Tuhan kelak.

--SELESAI--
maaf kalau nanggung n jelek..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar