Karya : Vhenna
*Cerita Ini Hanya Fiktif*
“Apa-apaan sih loe kak.”
“Gue bilang
dia temen gue, dan loe gak berhak ngusir dia. Dan buat loe Bisma,
mending loe pulang sekarang” Kak Rafa membentak gue dan Bisma.
“It’s ok..! gue balik sekarang, tapi loe gak harus bentak Chika kayak gitu”
“ok..! silahkan, pintu rumah gue terbuka buat loe”
Bisma Pergi meninggalkan kami berempat,setelah sempat mengelus rambut gue sambil tersenyum.
Gue
beranjak pergi ke kamar gue.! Gue gak mau liat muka Kak Rafael,Kak
Rangga, Dan gue gak mau liat Ilham..! cowok Jahat yang udah bikin gue
patah Hati. Tapi kak Rafa menghentikan langkah kaki gue.!
“Mau
kemana de? Duduk.! gue mau ngomong sama loe” Kak Rafa tuh kenapa sih?
Kok jadi marah-marah gak jelas gitu? Manggil gue, elo lagi.
Tapi gue gak mau cari masalah, gue mengikuti perintah kak Rafa dan duduk di sofa samping kak Rangga.
“Jauhin Bisma, putusin dia, dia bukan milik kamu.” Kali ini kak Rangga yang bicara pelan. Tanpa melihat sediktpun ke arah gue.
“Gue sayang sama Bisma. Dan gue gak mau mutusin dia. Apa hak loe semua ngadilin gue kayak gini?”
“Dia milik Via, adik gue, loe seharusnya bisa ngerti dong, gimana kalau cowok loe di rebut sama sahabat loe sendiri”.
Ilham
berkata ketus,tanpa rasa bersalah. dia gak sadar apa, kalau dia juga
udah pernah selingkuh di belakang gue sendiri. Sama sahabat sejati gue.!
Gue berdiri dan menghampiri tempat ilham duduk “Loe bener-bener ya..” gue menunjuk wajahnya.
Kak Rangga dan Kak Rafel menghampiri gue. Mereka bertiga sekarang berdiri tepat di depan gue.
BAGUS..! GUE TERKEPUNG.!
“Gue
udah ngalamin kan sama loe? Dan sekarang bukan salah gue kalau adik loe
rasain, apa yang gue rasain, bahkan mungkin lebih.”
“Sejak kapan kami ngajarin kamu jadi pendendam Chika?” Kak Rangga menatap gue sinis.
“Alaah,
loe semua gak bakal ngerti apa yang gue rasain. Kalian gak tau apa yang
gue alamin, jadi mending kalian diem aja.! Gue udah muak sama sandiwara
kalian yang pura-pura mengerti gue, pura-pura perhatian. Tapi nyatanya?
Busukk.! Kalian lebih milih adik dari cowok yang udah nyakitin gue.”
#paaaarrrrrr
Kak
Rafa geram dan menampar gue. Tamparan pertama yang gue terima selama
gue hidup di bumi. Gue menangis tertunduk, gue gak tau harus kayak
gimana lagi. Sakit banget rasanya. “Harusnya loe ngaca. Loe itu siapa?”
sambung kak Rafa.
“RAFA” Kak Rangga balas membentak.
Semua diam tak bersuara, yang terdengar hanya isak tangis gue.
“Maafin kakak dek..” kak Rafa mencoba memegang wajah gue, tapi gue tepis, kali ini gue bener-bener sakit hati.
“Gue
ngaca, gue cuman anak angkat. Anak terbuang yang orang tuanya gak
pernah hadir buat nyari gue, anak yang terabaikan, atau mungkin gue anak
dari hasil hubungan gelap.ANAK HARAMM..! puas loe kak?” Gue menjawab
terisak.
Ya.. 2 bulan lalu gue mengetahui kalau gue anak angkat.
Gue menemukan berkas-berkas adopsi orang tua gue,di ruang kerja mamah.
Mamah menjelaskan, pada saat itu dia keguguran, Karena kecelakaan
mobil. dan rahimnya harus di angkat. anaknya perempuan, padahal mamah
sudah membelikan segala macam perlengkapan, karna mamah masih sangat
berharap punya anak perempuan, akhirnya mamah mengadopsi anak di panti
asuhan kasih bunda, anak yang baru di buang orang tuanya 4 hari yang
lalu.
Hanya secarik kertas bertuliskan Chika dan tanggal
lahir 03-07-1995. Tapi kemudian mamah bilang, mamah gak mau kehilangan
gue. Mamah mau gue selalu ada buat dia, mamah mau gue jangan pernah
pedulikan masalah ini, anggap semua gak terjadi.! Gue menurut.. Toh..!
orang tua gue disana gak pernah peduli sama keadaan gue.!
“Sekali lagi maafin kakak de, kakak gak bermaksud buat..”
“Buat bilang kalau gue anak angkat. Gak pa-pa gue terima. Gue emang anak angkat kok.”
“De..
kak rafa cuman gak mau kalau kamu merebut kebahagiaan anak yang gak
bersalah, kalau kamu bisa lebih santai. Mungkin kak rafa gak akan
semarah tadi” Kak Rangga lagi-lagi bicara dengan tenang.
“Gue
emang selalu salah, kenapa gue gak boleh rebut kebahagiaan orang lain?
Tapi kenapa orang lain selalu merebut kebahagiaan gue?”
Gue
berlari menaiki tangga. Gue lanjutkan menangis di atas tempat tidur.
Air mata ini gak berhenti menetes. Jika di kumpulkan, mungkin air mata
ini sudah 3 gentong penuh.
Gue menangis semalaman, berdo’a agar
gue besok udah gak ada di bumi, gue mau liat, apa mereka semua sedih
atau gak kehilangan gue.
***#***
Gue terbangun saat seseorang mengetuk pintu kamar gue.
“Masuk” ucap gue dengan nada masih sangat ngantuk.!
Kak Rangga dan Kak Rafa datang membawa sarapan buat gue.
“gimana keadaan kamu?” Tanya kak Rafa.
“aku baik kak, kok tuhan gak ngabulan permintaan aku ya? Dia gak sayang sama aku.!”
“Kamu minta apa sayang..?” Tanya kak Rafa lagi.
“Aku
minta sekarang aku mati, aku minta, aku gak ada di bumi lagi. Aku mau
lihat, berapa orang yang menangis karna kehilangan aku.”
Sejenak gue melihat mereka bertatapan kemudian tersenyum ke arah gue.
“Kamu makan dulu ya. Nanti kita bahas lagi tentang permintaan kamu.” jawab kak Rangga.
Gue
mengangguk. Mereka meninggalkan gue di kamar sendirian. Pandangan mata
gue tertuju pada BB yang gak gue sentuh dari kemarin. Ternyata ada 5
pesan gak penting, dan ada 1 pesan dari Via.
From : Via
Minggu ini, gue tunggu loe di café solaria biasa, jam 2 siang.
“mau ngomong apa sih ni anak?” ucap gue pelan.
Setelah
membaca sms dari Via, gue melihat jam menunjukkan pukul 10 pagi. Wow.!
Lelap juga tidur gue. Tapi kenapa Bisma gak juga hubungin atau telepon
gue ya tadi malam? padahal biasanya walaupun malam minggu,dia jalan sama
Via. Bisma tetap hubungi gue.
Ngapain ya Via?
Dan apa yang akan di bahas kakak-kakak Chika?
Terus kenapa Bisma?
Siapa orang tua Chika?
(banyak banget ya misterinya?)
Saksikan di Part selanjutnya ya…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar