Jumat, 20 Januari 2012

Raisha di Hati Reza Part1

Karya : Dinda
*Cerita ini hanya fiktif*



“selamat pagi anak-anak. Hari ini kita kedatangan kawan baru. Ayo, perkenalkan diri kamu.” Suara pak kepsek menggema di kelas XI IPA1 pagi itu.
“hay semuanya…” sapa anak baru itu.
“hay…” jawab anak-anak yang lain.
“perkenalkan, nama saya Muhammad Reza Anugrah, kawan-kawan bisa panggil saya Reza. Saya pindahan dari kendari. Salam kenal, semoga teman-teman bisa menerima saya, terima kasih.” Terangnya.

“baik. Reza, kamu duduk di bangku itu, kawan sebangku kamu belum datang. Jadi, kamu tunggu saja sebentar lagi.” Kata pak kepsek, sambil menunjuk bangku baris ke tiga di belakang seorang gadis.
Reza segera beranjak menuju bangku yang dimaksud dan meletakkan tasnya disana. Reza menyapa gadis yang duduk didepannya.
“hay…” katanya, sambil mengulurkan tangan. Tapi gadis itu hanya melirik sekilas, lalu meletakkan buku yang dipegangnya dan pergi. Sombong banget! Batinnya.

Kemudian datanglah seorang cowok berambut gondrong dengan gigi yang dibehel dan gaya yang cuek menghampirinya.
“eh, loe murid baru itu yah?” tanyanya.
“iya, gue Reza.” Reza mengulurkan tangan.
“gue Bisma. Perasaan waktu itu pak kepsek bilang murid barunya kelas satu deh.”
“itu adik gue, namanya Ilham.”
“oh… oh iya, barusan loe ngobrol sama cewek aneh itu yah…?”
“cewek aneh yang mana? Yang baru keluar tadi?”
“ya iyalah, siapa lagi.”
“nggak kok. Tadi gue sapa dia, tapi dia malah pergi. Sombong!”
“hahaha… sabar aja. Dia anaknya emang kayak gitu kok.”
“emang dia siapa sih?”
“namanya Raisha, anak-anak biasa panggil dia Icha. Anaknya pinter, tapi tertutup banget.”
“oh… cantik yah anaknya?!”
“cantik sih, anak-anak nggak ada yang meragukan kecantikannya. Tapi sifat tertutupnya itu lho…”
“kenapa??”
“misterius stadium akut. Ada yang bilang dia kayak gitu karena kesepian, ada juga yang bilang kalo dia…” bisma menyilang-nyulangkan jari telunjuk ke keningnya.
“gila maksud loe?? Parah! Jangan asal ah!”
“ih… gue serius, Tanya deh ama anak-anak yan lain.”
Pembicaraan mereka berhenti sesaat karena pak syamsul, guru kimia yang terkenal killer telah datang.

*******

Bel pulang sekolah berdering. Reza segera membereskan buku-buku pelajarannya dan memasukkannya ke dalam tas. Ia melesat pergi, tapi, eh apa itu? Reza melihat sebuah buku berwarna biru dengan renda-renda di sekelilingnya. Milik siapa ini? Pikirnya. Reza membuka buku itu. Dihalaman pertama, tertera sebuah nama “Raisha”. Reza membuka halaman selanjutnya, 3 januari 2011…
Ups, buku diary! Reza menutup buku itu, enggan melanjutkan. Ia kembali membuka-bukanya, berharap gadis itu mencantumkan alamat rumahnya. Ah, ini dia! Ia bergegas melesat pergi.

Di pelataran parkir, ia segera mengenakan helmya.
“kak! Kak eca! Tunggu!” Ilham berlari-lari menghampirinya.
“buruan dong! Lelet bener!” kata Reza.
“iya, ini juga udah cepet, jelek!”
“hush! Adik durhaka loe!”
“hehehe… sori kak.” Ilham nyengir.
“buruan naek!” perintah Reza.
Ilham langsung naik menaiki motor dan mengenakan hel yang di berikan kakaknya.
“eh, tapi gue nggak langsung pulang ke rumah nih.” Kata Reza.
“emang mau ngapain dulu?”
“gue mau ke rumah temen dulu, nganterin buku.”
“cowok atau cewek? Emang loe udah tau rumahnya? Kita kan baru seminggu di bandung.”
“aiiisssh… bawel banget sih loe jadi cowok! Mau ikut kaga? Kalo nggak, loe pulang sendiri aja gih!”
“eh… ya udah, gue ikut.”

*******


Sudah beberapa lama mereka mengitari wilayah kota bandung. Setelah dua jam lebih, akhirnya mereka menemukan alamat yang dicari.
“kak, cape nih.” Kata ilham, “kita pulang aja yuk..!”
“ikh, gak ah, udah nyampe juga masa pulang gitu aja.”
Reza turun dari motornya, melepas helm, dan melihat-lihat rumah itu.
Rumah yang sederhana bercat putih, dengan tanaman-tanaman yang menghiasi halamannya yang luas. Dari balik pagar, reza dapat melihat isi rumah itu melalui jendela besar yang terdapat di sana.
“assalamualaikum… halo, ada orang nggak???” teriak ilham.
“ilham!!! Astajiiim,, gue punya adik kok bodoh banget.” Reza mencak-mencak dibuatnya.

“waalaikum salam…” seorang cowok keluar dari rumah itu dengan mengenakan kaos hitam dan celana pendek selutut.
“maaf, cari siapa yah?” tanyanya.
“ehm... saya cari Raisha. Bener ini rumahnya?” kata  reza.
“iya, benar. Saya Rangga, kakaknya. Kalian siapa?”
“saya Reza, temen sekelasnya, dan ini Ilham, adik saya, kak…”
“oh… mari masuk.” Ajaknya.
“nggak usah kak, kita cuma sebentar kok. Raishanya ada?”
“aduh, sayang sekali, Raisha sedang tidur sekarang. Ada yang perlu disampaikan?”
“lagi tidur  kak? Ehm... ya udah, saya titip buku ini aja kak, ini punya Raisha, tadi jatuh di kelas” Reza menyodorkan buku yang dipegangnya.
“oh… makasih yah udah mau repot-repot sampe ke sini segala
“sama-sama kak, nggak papa …”
“yakin nggak mau masuk dulu? Kakak bisa bangunin Raisha kalo kalian mau…”
“jangan kak. Kasian dia, biar istirahat aja dulu.”
“ya udah, sekali lagi makasih yah”
“iya kak, assalamualaikum..”
“waalaikum salam…”
Reza tancap gas, kembali ke rumahnya. Hari ini sangat melelahkan baginya. Terlebih, ia juga kasihan melihat ilham yang sedari tadi merengek ingin pulang.

*******

Raisha. Kenapa kenapa nama itu nggak bisa hilang dari otak gue sih? Lo itu sebenernya siapa? Kenapa tatapan dingin itu selalu terbayang-bayang di mata gue? Apa ini yang namanya cinta pada pandangan pertama?
Jam menunjukkan pukul 11 malam, tapi Reza tetap tidak bisa memejamkan matanya. Ia malah masih memikirkan Raisha, gadis misterius itu. Tiba-tiba Ilham masuk ke kamarnya dengan membawa serta bantal, guling, dan selimut.

“woy, woy, woy… apa-apaan nih???” Tanya Reza.
“gue tidur disini ah kak.” Jawab Ilham.
“emangnya kamar lu kenapa?”
“kurang cocok sama gue” jawabnya, asal.
“kurang cocok gimana? Bukannya kamar lu lebih luas daripada kamar gue yah?”
“au ah,, pokoknya gue mau tidur disini.”
“eh,, gak boleh.”
“pelit banget sih lu..”
“pokoknya nggak boleh, sana balik ke kamar lu!”
“gak ah, kamar gue sunyi banget…”
“dikh,, kalo gitu mah bilang aja lu takut!”
“bodo!” kata Ilham, sambil merapatkan selimutnya.

“lu kenapa belum tidur kak??” Tanya Ilham.
“nggak bisa tidur gue.”
“tumben bener. Biasanya juga jam 9 udah tidur”
“au ah, gelap. Lu dateng, tiba-tiba gue jadi ngantuk.”
“dasar!!”
“hush, berisik! Gue tidur, night…”
“night…”

*******

Bersambung.
(maaf kalo jelek)
minta jempol+comentnya yah...
(sedikit maksa)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar