Karya : Vhenna
*Cerita Ini Hanya Fiktif*
Gue terbangun di tempat yang gak asing banget.! 4 orang di
sana berdiri mengelilingi kasur tempat gue terbaring lemah. Rasanya gue
mau teriak lagi “Gue bukan mayat yang minta di do’ain dari dalam kubur.
Woy..! jadi berhenti natap gue sesinis itu.!”
“Thanks udah
jalanin kerjaan loe berdua dengan baik. Sekarang mendingan kita aja
yang ngomong sama Chika, kalian jagain Via di Rumah Sakit.” Kata kak
Rafa setelah melihat gue sadar. Dia berlalu mengantarkan ke 2 lelaki
gila itu samapi depan rumah.
Tau kan siapa lelaki gila
itu? Ya..! Ilham dan Morgan. Tapi yang pasti bukan lelaki gila yang
memakai celana di lingkarkan ke kepalanya dan pakai kaos kaki di
tangannya.
Sekarang tinggal gue sama kak Rangga. Dia
menatap gue dengan tatapan sedih. Kalau gue dalam posisi sehat, mungkin
gue udah meluk dia dan bilang “Maafin aku kak”. Tapi gue gak bisa, gue
tau gue salah.!
“Kenapa kamu bohongin kita untuk yang ke dua kalinya?”
Pertanyaan
kak Rangga membuat gue terkejut. Gue baru ingat, dulu gue pernah bohong
untuk hal yang sama. Untuk Bisma. Mungkin karna itu Kak Rafa marah
banget sama gue.!
“Dan kamu tau.? Karna itu, sekarang Via berbaring di rumah sakit?”
“Aku tau kak.! Bodo amat, yang penting aku seneng. Dia aja yang lemah” Jawab gue ketus, sambil tetap tertidur di kasur.
Kak Rangga terlihat menghela nafas panjang. Dia adalah kakak yang paling tenang, beda dengan Kak Rafa, Kak rafa tegas.
Setelah
belum lama terdiam dalam pikiran kami masing-masing, Kak Rafa datang
juga dengan wajah kecewa yang teramat sangat. Lagian kenapa sih mereka
harus kayak gitu,? hanya karna Via mereka tega memisahkan gue dan Bisma.
Apa salah gue?
Kali ini kak Rafa berdiri tepat di samping kananku.
“Kakak
tunggu di bawah sekarang.” Ucapnya dan berlalu. Gue bisa mendengar
langkah kaki kak Rafa yang semakin menjauh. Di ikuti suara kaki kak
Rangga.
Setelah lama berfikir,gue mutusin buat turun ke
bawah. Gue melihat mereka sangat pusing, dari atas sini kelihatan sekali
kak rafa yang memijiti keningnya sendiri. Sedangkan kak Rangga menahan
wajahnya dengan ke dua tangannya. Kenapa sih? Cuman karna Via kalian
kayak gini?.
Gue duduk di sofa yang hanya bisa di duduki 1
orang.dengan posisi mereka berdua ada samping gue. Gue gak mau dekat
dengan mereka, nanti gue di apa-apain kayak kemarin lagi.
“Kakak harus kayak gimana lagi minta kamu agar jauhi Bisma?” Tanya kak Rafa dengan nada lirih.
“Kakak
gak usah suruh aku. Toh aku gak akan ngabulin permohonan kakak.! Aku
gak akan jauhi bisma apapun yang terjadi. Titik..!” Jawab gue lantang.
Gue gak mau ada yang misahin gue sama Bisma.! Gue gak suka ada orang
yang nentang kemauan gue.
“Sekarang kamu ungkapin aja di sini, kanapa kamu jadi anak super egois?” Kak Rangga gantian bertanya.
Hallo…
gue kayak artis narkoba yang di dakwah hakim, jaksa, dan penuntut umum.
Atau koruptor yang di Tanya bertubi-tubi oleh wartawan.
“Karna
kakak berubah. Kenapa kakak lebih milih Via di banding aku? Kenapa
kakak menbela Ilham yang udah jelas-jelas selingkuh sama Salwa? Dan
kenapa kakak nekat banget bilang kalau Bisma bukan milikku?” Tanya gue.
Itu emang pertanyaan yang udah lama gue pendam.! Sekarang gue harap
mereka bisa jawab.!
“Bisma emang bukan milik kamu. kamu merebut kebahagiaan orang lain Chik” Kata kak Rafa dengan Intonasi yang lebih tinggi.
“Kebahagiaan? Kebahagiaan Via bukan Bisma.! Bisma cuman bisa bahagia sama aku.! SAMA AKU.!”
“Oke.. sekarang kamu pilih sahabat dan kakak-kakak kamu, atau Cowok kamu itu?”
What?
Gak salah tuh Kak Rafa? Nekat banget sih dia bikin gue sama Bisma
pisah. Bodo..! gue jawab aja apa adanya. Gue berdiri dari sofa tempat
gue duduk tadi.
“Aku GAK punya sahabat.! Refencer tuh
cuman teman, bukan sahabat.! Dan buat kakak-kakak ku sayang.. kakak gak
pernah peduli sama aku dan buat apa aku peduli sama kakak”
Kak Rafa menghampiri gue yang masih berdiri di depan sofa. Gue berusaha cuek, tapi tetap aja Hati gue gak menentu.
“Kenapa kamu ngomong kayak gitu. Kita peduli sama kamu, kita sayang sama kamu, makanya relain Bisma untuk sementara waktu.”
What? Sementara waktu? Maksudnya sampai Via sembuh? Ih.. ogah.!
“Aku
gak mau, mau Via sakit gak sembuh-sembuh kek, mau Via mati kek, aku gak
perduli. Siapa dia? Enak-enaknya mesra-mesraan sama cowok aku yang
jelas-jelas udah gak sayang lagi sama dia.”
#Plakkk…
Lagi-lagi pelipis kiri gue jadi amukannya. Kenapa dia jadi nampar gue lagi? Bahkan kali ini tubuh gue sampai terjatuh di sofa.
“Kamu tuh gak tau apa-apa.” Bentaknya lagi.
“RAFA..!
maka itu, sekarang kita kasih tau dia semuanya, mulai dari keadaan Via,
siapa dia, siapa orang-orang yang ada di sekelilingnya sekarang.”
Apa? Mereka ngomong apa sih? Sebenarnya ada apa ini? Gue pusing..!
Tapi
setelah mendengar ‘SIAPA DIA?’ berarti maksudnya aku kan? Siapa aku?
Siapa orang-orang sekelilingku? Gue tambah gak ngerti dengan pertanyaan
yang satu ini..
Belum jelas tentang siapa Morgan yang datang tiba-tiba. Sekarang aku?
Tunggu gue di part selanjutnya
Maaf kalau jelek ya..
Harap maklum, saya hanya penulis amatiran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar