Sabtu, 28 Januari 2012

Sorry My Friend 3 Part 2

Karya : Vhenna
*Cerita ini hanaya Fiktif*



Gue tersadar di ruang yang gak asing lagi. Dimana lagi kalau bukan kamar gue? Tempat yang kini akan menjadi teman gue saat gue susah. Gue menemukan kepala. Kepala kak Ilham, tepat di tangan gue, gue mengelus rambutnya. Rasanya bener-bener lega banget. lega bahwa gue mempunyai dia sebagai kakak gue.

“Kemu udah sadar de?” Kak Ilham bertanya cemas setelah bangun dari tidurnya. Matanya yang sayu, menunjukkan dia seperti kelelahan.

“Udah kak.. Keman yang lain? Terus kok aku bisa ada di sini sih?”

“Kemarin kita temuin kamu pingsan di taman, yang lain udah pada pulang.”

“Kemarin..” Gue mencoba mengingat-ingat. Kemarin gue mendengar suara cewek. Dan gue kenal suara itu. Tapi rasanya gak mungkin.! Sudahlah, mending gue tanya ke kak Ilham.  “Kemarin aku denger orang yang bisikkin sesuatu, terus dia dorong aku.”

“O-Oh.. itu, yaudahlah. Kamu lupain aja ya sayang. Tidur lagi, masih jam 2 pagi.” Dari mana kak Ilham tau ini jam 2 pagi? Di kamar ini, gak ada jam dinding. Kak Ilham juga keliatan gak peke jam tangan kok. Terus matanya kok sayu banget? bisma mana, lagi? Apa karna sekolah, Jadi dia gak temenin gue?

“Kakak tau ini jam 2 pagi dari mana? Mata kakak juga sayu banget. kakak baru tidur ya..?”

“Lupain ya.. sekarang yang penting kamu tidur aja. Besok kakak mau kamu sekolah.”

“Oh, iya deh kak. Tapi, besok pagi kakak jawab pertanyaan aku ya..!”

“Gak janji..” Kak Ilham mengecak-acak rambut gue. “Kakak malam ini tidur disini gak pa-pa kan?”

Gue mengangguk, kenapa sih kak Ilham? Dia sekarang tidur di kursi samping tempat tidur gue. Tangannya juga megang tangan gue kenceng banget. kak Ilham kayak gak mau kehilangan gue. dia aneh.!
**
Gue menuju ke ruang keluarga dengan pakaian yang siap berangkat ke sekolah, baru jam 6 pagi memang. Tapi gak tau kenapa, hari ini gue semangat banget ke sekolah. Gue mau membuka lembaran baru lagi kali ini.

Gue liat di ruang keluarga kak Ilham,Kak Rangga, dan Kak Rafa sedang menonton TV,rupanya mereka menginap semalam. Tapi mata mereka juga sama, sayu, seperti mengantuk. Atau? Mereka habis menangis? Entahlah..!
“Kakak gak pada tidur ya? Kok matanya sayu semua sih?”

“Gak kok.! Kita tidur nyenyak sayang.” Kak rafa tersenyum.. kemudian memperhatikan pakaian gue yang telah rapi sekolah. “Kamu…” Ucapnya menggantung.

“Mau sekolah kak. Kaki aku yang lumpuh, tapi cita-cita aku gak lumpuh kan?” Gue berkata mantap. Padahal gue berbohong. Cita-cita? Apa cita-cita gue? hobby gue, minat dan bakat gue aja gue gak tau kok.

Mereka saling berpandangan. “Kamu dirumah aja ya sayang…” Kak Rangga memohon. Kenapa sih ni?

“Tapi kan kak..”

“Kalau masalah Bisma, biar kakak yang suruh Bisma ke sini sekarang. Biar dia bisa jagain kamu.”

“Kak, please. Aku mau sekolah.” Semua terdiam. Mereka hari ini benar-benar aneh.
**

“Hallo Sayang..” Bisma menyapa gue yang hampir setengah jam menunggunya. “Kamu yakin mau sekolah?” Lanjutnya.

“Iya dong.. Kamu temenin aku terus kan di sekolah?”

Bisma melihat ke arah kakak-kakak gue. mereka semua mengangguk dan tersenyum seperti dipaksa.

“Kalau gitu gue cabut dulu ya guys..” Bisma berpamitan ke kakak-kakak gue.

“Tha.. tha kakak…” Gue melambaikan tangan dari jendela, setelah mobil Bisma melaju pelan.

“Daaahh..” jawab mereka bersamaan. Lagi-lagi senyumnya terlihat memaksa.
**
Gue sampai di sekolah,dengan tatapan aneh para pelajar lain. Tapi tak apalah, gue gak peduli sama omongan orang lain. Gue gak peduli apapun yang akan orang omongi, yang penting Bisma ada di samping gue sekarang.

“Eh Chika… kita ketemu lagi ya? Gimana permainan kamu? selesai? Berakhir kayak gini? Kasian… hahahaha…” Suara tawanya menggema. Gue tau, suara itu? Suara yang mendesah di telinga gue sebelum gue jatuh. Benar dugaan gue.

“Permisi ya.. cewek gue bukan yang dulu. Dia gak suka main-main sama orang stress kayak loe.” Bela Bisma.

“Bukannya cewek loe dulu juga stress ya? Liat aja, gara-gara dia stress kehilangan loe. Dia sampai rela bunuh diri. Cewek bego.” Dia berkata lantang.

“Bis.. pulang.” Gue menatap ke depan tanpa arah.


“Iya…”
**
“Kamu pulang de? Udah kakak duga, kamu pasti gak akan betah di sekolah.”
Gue gak peduli dengan omongan Kak Ilham. Gue terus memutarkan jari-jari gue ke roda yang menempel di pinggir-pinggir kursi yang gue duduki.

Dengan langkah agak jauh, gue cuman denger Bisma yang bilang. “Di dalam mobil dia diem aja.” Hanya itu. Gak ada lagi yang gue denger. Karna gue langsung masuk ke dalam kamar.
****

Kenapa? Siapa? Dan kenapa?
Kenapa kakak-kakak Gue dan Bisma?
Siapa cewek itu?
Kenapa Chika jadi cewek yang lemah?

Kalau ada salah penulisan. Salahkan ke admin lain.
#Gakmaukenasalah. :-P

Tidak ada komentar:

Posting Komentar