Jumat, 20 Januari 2012

Raisha di Hati Reza Part3

Karya : Dinda
*Cerita ini hanya Fiktif*


Pertemuan Reza dan Raisha saat itu tidak memberi pengaruh terhadap hubungan keduanya. Raisha masih saja bersikap dingin kepadanya. Raisha, aku merindukan senyummu, kapan kita bisa menghabiskan waktu bersama lagi? Reza membatin.
Di sela2 jam pelajaran, Reza baru sadar bahwa raisha tidak sekolah hari itu.
“bisma, lu liat raisha gak?” reza menyikut Bisma yang sedang menulis.
“nggak tuh, kenapa?”
“dia nggak sekolah hari ini atau telat yah?”
“nggak tau. Kayaknya nggak sekolah deh, lu liat aja, udah jam berapa sekarang” Bisma melirik jam tangannya.
“waduh, Ray kanapa yah? Apa dia sakit?”
“nggak tau ah Za, lu perhatian bener ama dia”
“nggak ah, biasa aja. Gue kan cuma nanya.”
“udah lah, ngaku aja…”
“ngaku apa?”
“lu suka ama dia kan? Tapi lu masih malu buat ngakuin hal itu.”
“nggak…” Reza acuh.
“halah… ngaku aja deh lu!” Bisma menggoda Reza habis-habisan.

*******

Keesokan harinya, Raisha telah kembali masuk sekolah. Reza sedikit heran melihat penampilan Raisha pagi itu. Dia tampak lebih cerah dari hari kemarin dan… cantik. Kalau hal itu sudah jelas dimata Reza.
“pagi Ray…” sapa Reza. Tapi raisha malah acuh dan melanjutkan langkahnya menuju kelas.
“Ray, kenapa kemarin kamu nggak sekolah?” Tanya Reza.
“emangnya kenapa kalo aku nggak sekolah?”
“yah nggak papa sih, cuma pengen tau aja.”
“aku ada urusan keluarga kemarin.”
“oh… ntar siang ada waktu nggak? Kita jalan yuk?”
“maaf, tapi aku nggak bisa. Dicky!”
Raisha meninggalkan Reza dan menghampiri Dicky. Jujur saja, saat itu Reza merasa sangat cemburu melihatnya. Apa hubungan antara Raisha dengan Dicky yah? Apa mungkin mereka pacaran? Reza menepis semua kmungkinan itu dari otaknya.

*******

Hari-hari telah berlalu. Sikap Rraisha pada Reza telah sedikit melunak. Reza memberanikan diri krmbali mengajak Raisha. Aku harus mengungkapkan perasaanku padanya! Raisha harus tau perasaanku secepatnya!
“hay Ray…” sapa reza saat jam istirahat.
“hay Za…” balas Raisha.
“ntar siang ada waktu nggak?”
“ehm…” Raisha tampak berpikir sebentar. “ada, kenapa?”
“aku mau ngajak kamu ke suatu tempat, bisa?”
“bisa… mau langsung atau pulang dulu?”
“pulang dulu aja yah? Aku jemput jam 3, gimana?”
“iya… aku tunggu yah…”
Yes! Akhirnya saat yang ku tumggu-tunggu akan segera tiba! Reza tampak sangat gembira, ia sudah tidak sabar menunggu jam 3.

*******

Pukul 3 sore telah tiba. Reza telah menunggu didepan rumah Raisha dengan mengenakan kaos putih serta sweter yang merangkap di tubuhnya. Raisha telah siap dengan mengenakan dress berwarna biru dengan rambut lurusnya yang dibiarkan tergerai tertiup angin dihiasi dengan jepit kupu-kupu.
Untuk sesaat, Reza seperti terhipnotis. Reza, loe mimpi apa tadi malem? Bisa-bisanya lo ketemu bidadari secantik ini… hatinya bergumam.
“Za, kamu kenapa?” Raisha melambaikan tangannya tepat di depan wajah Reza. Hal ini membuatnya salah tingkah.
“eh, ehm… nggak papa. Kita pergi sekarang?”
“ayo, sekarang aja.”
Dengan mengendarai motor, mereka berangkat ke tempat yang dimaksud Reza.

“waw… ini indah sekali, Za.” Raisha kagum melihat tempat itu. Sebuah danau yang dikelilingi pepohonan yang tinggi menjulang.

“kau suka dengan tempat ini?” Tanya Reza.
“tentu saja…”
“kau mau naik perahu bersamaku?” Reza menunjuk perahu yang terletak tidak jauh dari tempat mereka.
“perahu? Kau serius??” Raisha mengharap kesungguhan Reza.
“kenapa tidak? Ayo…”

Mereka berperahu hingga ke tengah danau. Secara mengejutkan, Reza melompat dari perahu yang mengakibatkan perahu itu terbalik. Raisha sangat panik. Ia memeluk tubuh Reza.
“Reza, Reza, Reza…”
“hey, hey… tenang. Danaunya hanya sebatas pinggang kok, kita tidak akan tenggelam.”
“Reza, aku takut…” bukan melepaskan pelukannya, Raisha malah semaki erat memeluk tubuh Reza.
“Sha… tenanglah, jangan panik seperti ini…” Reza mencoba menenangkannya, tapi tubuh Raisha malah menggigil kedinginan.
“sha, kamu nggak papa kan??”
Reza membantu Raisha menaiki perahu lagi kemudian menepi.

Karena gerimis, Reza memutuskan membawa Raisha ke sebuah pondok yang terletak tidak jauh dari danau.
“Sha, kamu nggak papa kan? Maafkan aku yah?” Reza sangat mengkhawatirkan keadaan Raisha.
“nggak papa kok, Za. Aku cuma kedinginan.”
“ehm… Sha, aku mau jujur sama kamu.”
“soal apa…?” kata Raisha, suaranya pelan sekali.
“aku… aku sayang sama kamu Sha. Aku suka kamu sejak kita pertama ketemu.” Reza menunduk.
“lantas…??”
“aku… aku mau jadi pacar kamu. Maaf kalau aku lancang dan merusak hubunganmu dengan Dicky.”

Ah, Reza… kau tidak tau apa-apa tentangku. Kata Raisha, dalam hati. Keduanya tenggelam dalam pikirannya masing-masing. Reza merapatkan duduknya ke samping Raisha. Tangan kanannya mengangkat dagu Raisha. Deg deg deg… jantungnya berdetak sangat kencang. Darahnya berdesir sangat cepat.
Reza… apa yang akan kau lakukan? Suara hati Raisha bertanya-tanya.
Reza sendiri tidak kalah gugup dibanding Raisha. Apa yang terjadi pada Raisha juga terjadi padanya, bahkan mungkin lebih. Dalam hati Reza berkata “aku juga nggak yakin kamu akan siap dengan ini…”

Reza menatap mata Raisha sangat dalam. Ada sesuatu yang indah di sana. Wajah mereka semakin dekat, semakin dekat, dan bibir mereka mulai bersentuhan sedikit demi sedikit. Dalam beberapa detik mereka saling berciuman. Dapat Reza rasakan betapa dinginnya bibir Raisha saat itu, juga tubuhnya yang bergetar karena kedinginan.
“Za, kita tidak seharusnya melakukan ini.” Raisha mendorong tubuh Reza perlahan.

“maaf Sha, aku terbawa suasana.” Reza tampak salah tingkah.
“ehm… iya, nggak papa kok.”
“Rha, bibir kamu dingin…”
“o yah?” gadis itu hanya tersenyum.
“yah… begitulah. Kita pulang sekarang?”
“ayo…”
Reza membantu raisha berdiri. Reza menantarkannya pulang ke rumah.
“hati-hati ya Za, dan… terimakasih untuk yang tadi.” kata Raisha, saat Reza hendak pulang.
“iya, sama-sama. Kamu istirahat yah, daaagh…”

*******

Dirumah, bunda dan Ilham telah menantinya di ruang keluarga.
“assalamualikum…” Reza mengucapkan salam.
“waalaikum salam…” bunda dan Ilham menjawab bersamaan.
“Reza, kenapa kamu basah kuyup begini?” Tanya bunda.
“ujan bun, jadi kayak gini deh…”
“terus Raisha bagaimana?”
Reza tersentak mendengar nama Raisha disebut. Ia melirik Ilham, yang dilirik hanya senyum-senyum. ILHAM!!! Awas kamu!!!

“ceritanya lain kali aja yah? Reza capek, mau mandi, istirahat dulu.” Reza mengelak.
“eh… ntar dulu. Ilham bilang dia cantik yah? Rumahnya dimana?”
“bunda… udah yah bun…” Reza berlari ke kamarnya meninggalkan bunda dengan segala rasa ingin tahunya.
“Reza…!”

*******

Bersambung.
(maaf yah kalo jelek)
like+comment.
(sedikit maksa, hehe ..)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar